Selamat malam kasih
Masih ku temui bayangmu saat aku terjaga , bahkan malam ini
juga.
Denting bunyi waktu menyibak bentangan angan yang sengaja ku
tuai malam ini.
Menelusuri semua kenangan yang pernah kita ciptakan saat
itu.
Masih tergambar dengan jelas , bagaimana cinta membawaku
menemuimu.
Sungguh nyata bgaimana hatiku mengerang , dadaku terguncang
melinu.
Saat rindu ini tak mampu berdusta lagi.
Seperti
itulah luapan rindu yang masih bisa tersamarkan lewat kata-kata. Lewat butiran
airmata yang menambah derasnya suasana rindu ini semakin tak bertepi lagi.
Sekalipun aku berseru dengan keras kau masih tak mampu mendengarnya. Bagaimana
lantas rindu ini kusampaikan. Lewat angin ? aku takut angin akan menghianatiku.
Membawa kabar dusta yang tidak sama seperti yang aku maksud. Dan yang ada hanya
salah paham. Aku tidak mau itu terjadi , karna saat kesalahpahaman itu meruak
semua jarak yang terukir hanya akan semakin jauh saja. Bagaimana aku tahan
setiap sajak yang ku lantunkan kau tidak mendengarnya. Aku tau dalam hati
kecilmu kamu sering meragukan perasaanku. Selayaknya jarak yang terus
membisikimu untuk menjauhiku. Jarak memang sudah tidak berpihak padaku saat
rindu ini semakin erat memelukku. Jarak terus membuatmu menyerah dalam hubungan
ini. Dan saat-saat dimana jarak tertawa puas adalah ketika dia mampu meracuni
hubungan kita dengan pertengkaran dan salah paham. Kamu tau , cinta ? aku
berpikir untuk membunuh jarak. Saat jarak telah lengah menanti kita bahagia.
Saat jarak sudah muak melihat kita saling perhatian. Maka ku akan bahagia saat
jarak sudah tidak lagi menjadi monster dalam hubungan ini. Maka waktu yang akan
menjawabnya. Juga kesetiaan kita pada janji-janji yang sudah ada. Aku masih
ingat bagaimana sebenarnya jarak benar-benar mengalah saat itu. Ketika itu
cukup dingin ku lalui seorang diri. Berbekal jaket merah juga beberapa potong
baju di ranselku. Ku tempuh menit , detik , juga jam mengalahkan jarak. Saat
detik-detik kemenanganku terhadap jarak adalah saat aku turun dari bis yang
memang hanya aku penumpang terakhir. Dan sebelumnya menempuh jarak ratusan kilo
ditemani panjangnya gerbong bising. Namun yang paling membuatku merasa
benar-benar menang adalah ketika aku melangkah ke arahmu sedang kamu melangkah
ke arahku. Senyuman kamu. Itu menyatakan bagaimana jarak tak lagi berarti di
hubungan ini. Saat itulah aku benar-benar bahagia. Bagaimana waktu terasa begitu menyorakiku dan kamu melewati
pagi dan senja hanya bersama. Begitu juga sodara juga keluarga yang menambah
manisnya suasana. Tidak ada yang lain.
Begitulah yang terindah. Namun saat mencoba menceritakannya kembali , aku sadar
itu tak lagi terjadi. Aku telah kembali. Dan itu berarti aku jauh darimu. Tapi
tenang aku tidak meninggalkan semua kenangan saat kemenangan kita beberapa hari
itu. Bagaiman tempat-tempat yang aku datangi bersamamu turut menjadi tokoh
dalam kisah ini. Bagaimana nanti satu per satu tokoh hidup dan menjadi saksi
bagaimana kisah ini benar-benar nyata adanya. Dan kekuatan cinta yang membawaku
padanya itu sungguh nyata. Aku masih akan mencari celah agar jarak masih bisa
ku kalahkan. Dengan semua kenangan semangat ini masih akan terus berbenar.
Salam kecup rindu dari ku yang terpisah jarak dari kasih tercinta :) merindukanmu setiap waktuku , memelukmu dengan
kesetiaanku , bii :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar