Minggu, 16 Desember 2012

NOVEL FANTASI CHAPTER I - CHAPTER IV BY UNSHA


ARUMBIA
(and the last laviola)

CHAPTER I : TIGA SAHABAT
Di suatu sudut kota masih terlihat sangat sejuk tanpa polisi. Sudut kota yang tak begitu ramai di lereng gunung. Hanya terdapat beberapa peternakan , sawah yang masih indah , juga hutan-hutan yang masih sangat terjaga.
Keyzia , Tatiana , dan Piu adalah sahabat yang menghiasi cerita lain disisi sudut kota ini. Masing-masing dari mereka memiliki keunikan karakter yang istimewa menurut masing-masing. Seperti Keyzia yang aktif dan sedikit tomboy dengan topi selalu melekat di kepalanya, Keyzia juga suka memakai sepatu-sepatu yang tidak pernah bersih. Beda lagi dengan Tatiana yang sangat mengutamakan kebersihan keanggunan juga paling pintar diantara mereka bertiga. Nah , sedangkan Piu adalah anak laki-laki sendiri diantara yang lain, dia sangat cakap juga pintar melukis. Piu dan Tatiana memiliki rumah berdekatan sedang rumah Keyzia sedikit jauh diantara yang lain.
Mereka menciptakan dunia bermain fantasi mereka sendiri di tengah hutan belakang rumah Piu. Dan memiliki cerita lain ketika mereka yang tinggal disana. Bagi sebagian orang yang tinggal di sekitar hutan itu. Hutan itu hanyalah hutan biasa. Tapi bagi tiga sahabat ini hutan ini adalah kerajaan mereka , hutan ini adalah galaksi mereka , adalah pikiran mereka , adalah fantasi mereka. Oleh karena itu bagian-bagian dari hutan ini telah mereka beri sebutan sendiri-sendiri untuk lebih mengakui kawasan mereka.
                ‘pi , kapan kau kembalikan sudut itu seperti kemarin ? menurutku ini membuat GOBI jadi lebih gelap’tanya Keyzia.
                ‘nanti key tunggu Tatiana datang bawa atap baru. Agar bagian sini tak lagi gelap’
Lalu dari arah lain Tatiana tergesa-gesa membawa atap yang dijanjikan. Peluhnya menetes disana-sini.
                ‘piu gawat piii ‘ kata Tatiana begitu ketakutan.
                Disahuti Piu dengan heran ‘ kenapa tat ,, ada apa ? apa yang terjadi ?
Keyzia keluar dari GOBI lalu mendekati Tatiana untuk mendengar  ceritanya.
                ‘aku tadi melihat LIBERA sudah meluap karna hujan dari tadi pagi. Ayo lakukan sesuatu agar WOODEE kita tidak hanyut. Itu sebabnya aku terlambat , karna aku harus lewat memutar’
Tanpa pikir panjang Piu berlari duluan diikuti kedua sahabat perempuannya itu. Saat mereka sampai tepi LIBERA , Piu mencari tali WOODEE yang tak lagi nampak. Sedang Keyzia mencari kayu untuk menggayuh tali WOODEE di sisi lain.
                ‘aku dapat ! ayo bantu aku tarik’ lantang Keyzia. Lalu teman-temannya membantu mengangkat WOODEE. Dan akhirnya mereka mampu mengangkat WOODEE. WOODEE adalah sebutan jembatan kayu yang mereka buat untuk akses mereka menyeberangi LIBERA. LIBERA sendiri sebutan mereka untuk sungai yang kecil tapi berarus besar yang melewati hutan mereka. WOODEE dan LIBERA adalah akses pribadi mereka untuk pergi ke GOBI. Sedangkan GOBI adalah sebutan mereka untuk gubuk kecil yang bersandar di satu pohon yang sangat besar, dan paling besar diantara pohon yang lain.
                Hari-hari sepulang sekolah mereka menghabiskan waktu disini. Karna musim hujan masih berlanjut. Ini membuat mereka sering ke GOBI untuk menjaganya. Atau hanya sekedar memberi makan Dori, yaitu kelinci peliharaan mereka. Sebenarnya Dori tidak sengaja mereka temukan masuk dalam GOBI. Saat itu Tatiana berniat mengambil kuas yang terjatuh di bawah lantai kayu. Ternyata disitu ada kelinci yang sedang kedinginan. Sejak saat itu Dori menjadi salah satu keluarga di dalam GOBI.
                ‘hari sebentar lagi gelap kita pulang saja’ kata Tatiana.
                ‘sebaiknya kita jalan memutar saja dulu. Aku rasa WOODEE tidak bisa kita naiki dulu. Terlalu licin.’jawab Piu
                Akhirnya mereka jalan memutar. Perlahan dengan tawa sedikit di sepanjang jalan menghibur gelap hutan. Tiba-tiba dibalik setapak jalan terlihat pohon yang mengeluarkan sinar aneh. Saat itu juga mereka bertiga diam dan sontak kaget. Setelah sinar di pohon it u hilang, Keyzia mendekati pohon itu. Lalu diambillah sebilah kayu yang melekat di pohon itu.
                ‘waw cantik sekali. Lihat ini sebuah kuas kan ?’
                ‘kuas ? sepertinya ini kuas abad purba. Lekukannya masih asli seperti ranting. Tapi bagaimana ini ada disini’ kagum Piu
                Hujan turun dengan lebatnya tanpa memberi tanda.
                ‘wahh hujan turun ayo cepat larii……kita harus sampai rumah sebelum benar-benar gelap’ajak Tatiana yang disahuti langkah lari teman-temannya
_______________________________________****_______________________________________    

CHAPTER II : LUKISAN TANPA TINTA
               
                Kringgggg !!!!!!!!!!!
                Suara nyaring bel pulang itu menghentikan suasana belajar mengajar siang itu. Piu yang tampak
kelelahan menunggu di pojok gerbang sekolah.  Terlihat Tatiana dan Keyzia sedang berlari kearah Piu berdiri menunggu.
                ‘kalian dari mana siich ?’
                ‘maaf kami harus mengumpulkan tugas anak-anak yang lain dan Tatiana menemaniku.’
                ‘yasudah ayo kita ke pasar beli kanfas lukis sama makanan untuk sii Dori!’ ajak Piu
Mereka bersepeda pulang melewati pasar rakyat. Piu yang tampak kecapekan akhirnya memutuskan untuk menunggu di luar pasar saja. Dan Keyzia dan Tatiana saja yang pergi. Dari pasar mereka melanjutkan pulang ke rumah masing-masing untuk ganti baju makan dan mereka berkumpul lagi di GOBI.
                Hari ini cuaca cerah tak berawan. Hutan akan sangat menyenangkan saat-saat seperti ini mereka bertiga tidak akan melewatkannya. Apalagi sejak ada Dori mereka jadi sering main ke GOBI.
                ‘lihat LIBERA sudah surut , ayo tarik lagi talinya!’ ucap Keyzia dengan semangat di bantu Piu. Kemudian Tatiana datang membawa kanvas juga makanan untuk Dori.
                ‘piu itu apa di saku celanamu ?’ Tanya Tatiana yang baru datang.
                ‘ouh ini kuas kayu yang kemarin kita temukan. Aku mencucinya semalam. Dan ku biarkan kering di atas meja kamar. Dan lihat lah ada tulisan di sisi-sisinya. Tapi aku tidak yakin ini adalah tulisan yang bisa dibaca. Yang aku yakin ini adalah goresan yang di sengaja.”
                ‘tapi kira-kira ini kuas siapa ? kenapa pelukis itu meninggalkannya di hutan ini ?’ saut Tatiana.
Mereka sejenak diam lalu melanjutkan langkahnya. Sampainya di GOBI Tatiana langsung menengok Dori untuk diberi makan. Sedang Piu dan Keyzia masuk ke GOBI untuk mengisi kanvas mereka dengan tinta-tinta Piu didalam kotak RAURA. RAURA adalah kotak kayu seperti almari kecil tempat mereka menyimpan alat-alat lukis. Piu berniat mencoba kuasnya.
                ‘aku ingin melukis dengan kuas kayu ini’
Disahuti dengan anggukan Keyzia. Lalu Keyzia keluar dan duduk bersama Tatiana dan Dori. Siang ini sangat panas diluar. Tapi tidak di hutan mereka yang tetap sejuk. Keyzia mengeluarkan beberapa coklat dikantongnya.
                ‘aku rasa coklat itu sudah lebih dari sehari berada dalam kantongmu key ‘ ejek Tatiana.
                ‘aku sendiri tak ingat kapan menaruhnya. Hahaha ‘ jawab keyzia terbahak-bahak. Memang begitulah adanya Keyzia yang cuek dan tidak mau rempong. Tidak selang berapa lama Tatiana masuk dan melihat lukisan Piu. Tapi tak satu coretan pun didapati Tatiana. Sedangkan Piu juga sedang duduk dengan memejamkan mata.
                ‘piu apa myang kamu lakukan ?’ Tanya Tatiana sesaat setelah Keyzia masuk. Mereka terheran-heran PIu bseperti sedang dalam keadaan tidur namun badannya dalam posisi melukis. Dia juga mengayunkan kuas kayunya, tapi anehnya setelah kuas itu di celupkan ke tinta dan di goreskan ke kanvas. Semua warna menghilang. Mereka mencoba ,membangunkan Piu.
                ‘piu buka matamu ! kamu kenapa ?’ jerit Tatiana histeris.
Sampai kuas kayu itu terjatuh dan Piu pun tersungkur. Kemudian Piu membuka matanya dengan nafas yang sangat terengah engah. Dia diam seperti baru bangun dari pingsan. Matanya kelabaan menelisik dimana dia sekarang.
                ‘panon panon panon !’ ujar Piu berkali-kali.
Keyzia dan Tatiana yang tidak mengerti segera membangunkan Piu. Lalu Piu bercerita apa yang ia alami.
                ‘sungguh aku tak percaya jika ada mimpi sehebat ini. Aku melukis dengan warna yang aneh warna yang nyata. Dan aku melihat semua yang kulukis jadi nyata. Aku mencoba masuk ke lukisan itu. Dan disana ada sebuah kerajaan yang sangat indah. ‘ jelas si Piu dengan nada yang sangat gembira.
                ‘tunggu tunggu aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan ? ini tentang mimpimu atau lukisanmu yang tanpa tinta itu ?’ kata Keyzia yang kebingungan
                ‘apa kau tidak sadar juga kuas ini ajaib’ sambil berlari masuk GOBI untuk mengambil kuas kayu nya.
                ‘lalu tadi kenapa kau menyebut Panon ? ; Tanya Tatiana.
                ‘sungguh aku menyebut itu ? sepertinya itu yang aku baca dari goresan di tubuh kuas ini.’
Sepertinya mereka sudah mulai menyadari keistimewaan pada PANON. PANON memang celah satu-satunya yang tidak sengaja memilih fantasi mereka bertiga.
                Keyzia dan Tatiana mulai penasaran. Mereka mulai berfikir tentang fantasi yang mereka buat sendiri. Ini adalah hutan tua mungkin saja keajaiban lampau masih tersimpan di dalamnya. Dan sekarang itu ada dalam PANON. Mereka sudah tidak sabar ingin mengupas cerita dalam PANON. Namun sayang hari sepertinya sudah cukup mendung. Mereka tidak ingin pulang basah kuyup lagi.
                ‘sebaiknya kita simpan saja PANON ke dalam RAURA. Dan kita harus segera pulang sebelum LIBERA meluap lagi. Dan membuat WOODEE sangat licin.’ Tegas Tatiana.

____________________________________***______________________________________________

CHAPTER  III : PANON YANG NYATA

                Hwakakakaka ! Tawa keyzia terbahak-bahak diatas ayunan. Bersama mamanya yang sedang menggodanya.
                ‘mah , keyzia sekarang udah gak nyesel kok kenapa mama memutuskan pindah kesini secara sepihak. Ternyata sekarang Keyzia jadi tambah bahagia sekali’ ujar Keyzia melihat senyum mamanya.
Mamanya hanya tersenyum tipis. Datanglah Piu dan Tatiana di depan rumahnya.
                ‘nah ini juga salah satu factor Keyzia jadi tambah bahagia maa, hehehe’ tambah keyzia menunjuk kedua sahabatnya itu.
                ‘tante kita pergi dulu yaa?’ sapa Tatiana kepada mama Keyzia.
Mereka pergi ke GOBI melanjutkan petualangan Piu kemaren. Bahkan mereka memutuskan pergi amat sangat pagi dari biasanya. Mumpung hari ini libur , pikir Piu. Mereka berlari layaknya remaja yang tengah menikmati masa-masa serunya. Sesampainya di LIBERA. Masing-masing dari mereka meloncati  dan menaiki WOODEE.
                ‘Piu awas PANON jatuh !’ teriak Keyzia begitu tau PANON jatuh dari saku kecil Piu.
Sontak mereka bertiga berlari dari sisi LIBERA. Bahkan Tatiana meraih kayu untuk menarik PANON yang terus melaju bersama arus LIBERA. PIu yang berlari paling depan perlahan melepas sepatunya untuk masuk kedalam arus juga. Tapi sepertinya itu tidak akan berhasil karna LIBERA tengah berarus deras saat ini.
                Tanpa mereka sadari mereka sudah berlari cukup jauh di tengah hutan.  Tapi PANON masih saja bergerak. Sesampainya pada aliran yang sangat kecil Piu melompat dan meraih PANON yang tersangkut rumput-rumputan.
                ‘aku mendapatkannya !’teriak Piu puas.
                ‘ayo cepat naik Pi , disini dingin sekali bukan ?’
                ‘kita pulang menyusuri arus baliknya saja kan kita tadi kita kesini lewat sisi LIBERA juga.’ Terang Tatiana.
Piu yang tampak letih menyandarkan tubuhnya ke sebuah pohon lalu duduk di bawahnya. Lalu Keyzia melepas topinya dan berbaring di pohon yang sudah tumbang disamping Piu. Mereka akhirnya memutuskan untuk istirahat.
                Tiba-tiba masing-masing dari mereka mendengar suara yang nyaring tapi lembut. Seperti siulan yang ditiup dari celah-celah bamboo tanpa jeda. Mereka tampang mengheningkan suara masing-masing untuk memperjelas suara apa itu.
                ‘kalian dengar sesuatu ?’ Tanya Piu.
                ‘aku rasa ini bukan kumbang kayu, ini seperti melodi yang menyentuh sekali’ ujar Keyzia.
                ‘kau benar tidak ada kumbang kayu yang bersuara di musim hujan seperti sekarang. Lagi pula ini bukan musim kawin para kumbang kayu. Mereka biasanya membunyikan suara di musim kawin yang jatuhnya justru di musim panas.’ Jelas Tatiana panjang lebar menurut krcerdasanyang ia punya.
‘konyol kamu Taa , tau aja musim kawin para kumbang-kumbang. Jangan-jangan kamu penghulunya’ goda Keyzia merayu Tatiana.
‘ahh kalian ini. Ayo cari asal suara ini’ ajak Piu.
Kemudian mereka menyusuri asal suara itu. Yang akhirnya membawa mereka ke suatu pohon yang amat sangat rindang dan sangat tinggi. Yang anehnya sebagian akar dari pohon itu tumbuh didasar LIBERA. Mereka memutari pohon itu hingga Tatiana menempelkan kupingnya di tubuh pohon itu,
Hllllaaaaaaaaapppppp !
Tatiana hilang seolah ia disedot sang pohon raksasa.
                ‘tatiana !’ teriak Piu dan Keyzia kemudian mereka mencoba mengikuti apa yang dilakukan Tatiana.
                Hwaaaaaaaaaaaaaaaa!
Teriak mereka saat menembus lorong yang seakan tak berujung. Perasaan takut , penasaran , bingung bercampur dipikiran mereka diiringi suara sumbang teriakan mereka bertiga. Bluugg ! Mereka jatuh satu persatu di rumput yang amat sangat hijau. Suara nyaring itu masih terdengar saat Piu , Keyzia dan juga Tatiana berhenti berteriak. Mereka melihat dunia yang tak pernah sedikitpun mereka bayangkan nyatanya.
                Samar-samar suara itu jadi terdengar seperti panggilan ‘panon panon panon’ sudah tidak seperti siulan lagi meski terdengar sama intonasinya. Kemudian PANON yang di pegang Piu pun bercahaya. Seketika itu PANON berubah menjadi seorang bocah laki-laki yang terlihat tidak seperti manusia. Meskipun bisa bicara dan memiliki mata. Bocah itu berbaju camping-camping  eksotis. Kupingnya panjang layaknya kurcaci. Sedang hidungnya seperti boneka, nah mungkin memang dia mirip boneka. Kedipan matanya sesaat tidak menunjukkan kalau dia memang benar-benar manusia hidup.
                ‘heyy kamu si..siapa ?’ Tanya Piu terbata-bata sambil perlahan melangkah mundur ketakutan. Begitu juga dengan Keyzia dan Tatiana yang tidak mampu berkata karna shock.
                ‘perkenalkan aku PANON , akulah kuas yang tak bisa melukis itu. Kalian jangan takut aku tidak akan menyakiti kalian. Aku sungguh berterima kasih kepada kalian sudah menjaga KARIBIKU. Setidaknya memang POE lah yang membawa kalian untuk mengembalikanku ke wujud asliku.’
                ‘tapi kamu ini sejenis apa ?’ Tanya Keyzia penasaran.
                ‘aku adalah makhluk penjaga hutan ini. Kami adalah masyarakat ARUMBIA’
                ‘apa maksudmu kami ?’ Tanya Tatiana ‘ apa kau tidak sendiri ? siapa itu POE ? bagaimana cara kamu bernafas dengan hidung seperti ini ? apa kalian bisa dibilang hantu atau kurcaci atau semacamnya ?’ pertanyaan Tatiana tanpa jeda. Keyzia tampak menarik tangan Tatiana untuk menyudahi pertanyaan yang panjang itu.
                ‘iya kami seperti kalian. Hidup berdampingan dan memiliki keluarga , rumah , bekerja , dan yang lainnya. Dan POE adalah adikku, dia sedang dalam kerajaan ARUMBIA bersama permaisuri-permaisuri yang lain. Semenjak PUSKA datang bersama pasukan KAKAUWA hidup kami jadi penuh dengan derita. PUSKA adalah putra RAJA ARUMBIA yang berkhianat. PUSKAlah yang mengubah para pekerja KAKAUWA menjadi sangat jahat dan keji menggunakan kekuatan LEMPIORA. Mereka membakar rumah-rumah kami. Dan para gadis kami di bawa untuk menjadi tahanan. POE salah satu dari mereka. Mereka mengambil LAVIOLA dari masing-masing kami hingga kami mati tak bertenaga’ PANON bercerita dengan isak tangis.
                Piu yang setengah tidak menyadari ini nyata. Mencoba mengerti apa yang sedang terjadi. ‘tapi apa itu LAVIOLA ? lalu kenapa tanpa LAVIOLA kalian tidak bertenaga ?’
                ‘karna LAVIOLA adalah jantung kami’ selama LAVIOLA di kepala kami ini berwana maka kami masih bertahan’
                Mereka sudah mulai bercerita panjang dan saling mengenal. Mereka jadi tau bahwa imajinasi mereka yang mereka tanamkan dalam hutan itu hidup. Mereka berjanji untuk dating lagi esok hari
__________________________________________-***-_______________________________________

CHAPTER IV : MASUK ARUMBIA
                ‘ayo cepat tat , sepertinya lewat sini’ tunjuk Piu yang berjalan paling depan.
                ‘huuh aku rasa kemarin tidak secapek ini , dan tidak sejauh ini. Kamu salah kali Pii ‘ keluh Tatiana.
                ‘tentu saja sekarang kita berjalan pelan. Sedangkan kemarin kita mengejar PANON. Jadi kita merasa jauh saat ini. heyy lihat itu pohonnya.’
                Saat itu juga PANON disaku Piu bercahaya dan berubah wujud. ‘uhukuhuk’ suara PANON. PANON meloncat turun dari saku Piu. Lalu berlari ke pintu rahasia di tubuh pohon raksasa. Ketiganya mengulang perjalanan kemarin yang tidak sengaja dan kali ini mereka mulai terbiasa. Saat sampai di sana mereka memang tampak aneh tidak seperti kemarin. Dan tempat ini bukan sekedar tempat bawah tanah berumput hijau bersin seperti yang mereka kunjungi kemarin.
                Tempat ini sungguh indah seperti negeri dongeng. Ohh bukan ! Tapi ini memang negeri dongeng yang mereka alami, dan mereka buat nyata. Semua menyadari mereka tak lagi berwujud manusia. Lebih tepatnya seperti icon boneka yang beradaptasi dengan penduduk ARUMBIA.
                LAVIOLA !
                Itu sedikit membedakannya. Ketiga-tiganya tidak memiliki LAVIOLA layaknya penduduk ARUMBIA. Karna LAVIOLA hanya tumbuh pada makhluk ARUMBIA. Oleh sebab itu PANON mengusulkan  mereka untuk memakai baju dan penutup kepala. Agar penduduk lain tidak menyadari bahwa mereka bukan penduduk asli ARUMBIA. Sekarang pun tinggi PANON dengan Piu Keyzia juga Tatiana sama.
                ‘sungguh ini seperti mimpi ‘sontak Keyzia.
                Mereka mengikuti PANON untuk mendekat ke keramian penduduk. Semua sudah terlihat benar-benar nyata. Orang-orang yang layaknya manusia dalam versi lain sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing. Disana-sini mereka menemukan LAVIOLA berwarna warni. Tumbuh-tumbuhan hewan yang tidak pernah ia sangka di dunia itu merka semua bisa bicara. Sungguh mimpi yang luar biasa.
                ‘aku mulai menyukainya’ gumam Piu.
                Bagaimanapun mereka sudah memulai petualangan mereka. Meski tanpa mereka sadari ini sudah di ramalkan jauh sebelum mereka dating oleh para ARTOUR dalam ARUMBIA.
                Sekarang Piu Keyzia juga Tatiana berkunjung ke salah satu rumah diantara deretan rumah rumah unik itu. Bentuknya yang mirip keong menjulang tapi terbuat dar bahan-bahan kayu ataukah rumput dalam tatanan rapi. Ataukah mungkin memang rumah lilipiut. Piu Keyzia Tatiana sama sekali tidak berhenti berdecak kagum untuk menikmati suasana dalam ARUMBIA.
                Dalam rumah itu ia mendengar sumber bunyi yang membuatnya kemari. Suara itu berasal dari alat music mungil berbentuk tapal kuda dengan dawai menghubungkan sisi satu dengan yang lain. Sesuatu yang membunyikannya sambil memanggil ‘PANON PANON PANON’. Itu adalah seekor kelinci yang memiliki tingg yang sama dengan mereka disana.
                ‘syukur kalian sudah datang’ sapa kelinci itu.’apa kalian tidak mengenaliku ?’
                ‘kau……?? Dorii ?’
                ‘tatiana cukup mengenaliku ,’ jawab kelinci itu tersenyum
                ‘apa ? Dori ? bagaimana mungkin ?’ kata Piu heran.
                ‘sebenarnya Dori lah yang mencari tau tentang kalian. Hingga kami tau apa itu GOBI , LIBERA , RAURA , WOODEE , dan semua istanamu di atas hutan ini. Perlu kalian tau , kalian telah di ramalkan para AURTOR sebelum sebelum kami. Jauh sebelum kedatangan kalian. Para raja kerajaan lain di hutan ini akan menjadi raja kami juga. Raja itu memiliki dua SEREVIO. SEREVIO adalah sebutan raja di bawah raja yang dipegang perempuan’ jelas PANON.
                ‘maksudmu kami raja ? hahaha jangan bercanda! Kami hanya anak-anak biasa berusia 12 tahun. Kami tidak cukup mengerti tentang kerajaan’ Piu menyela
                Mereka diam sejenak menundukkan kepala seang berpikir keras. Lalu Kezia menyambung kata-kata Piu.
                ‘itu sebelum kita masuk ARUMBIA pii. Apa kau tidak merasakan wujud kita disini. Mungkin mereka benar. Dan kita harus membantu mereka’
                ‘tapi kita bisa apa ? yang di sebutkan PANON adlah raja lain dari kerajaan lain di hutan ini. Sedang kita ?’
                ‘mari aku tunjukkan kerajaan yang telah kau bangun.’ Ajak Dori sambil menuntun mereka bertiga jalan dengan PANON berjalan disisi Piu. Setelah Dori berhenti mereka melihat sebuah kastil kecil yang tempatnya memang sudah tidak asing bagi mereka. Posisinya mirip dengan GOBI namun dengan ornament yang berbeda. Sedikit sentuhan bunga yang bercahaya. Semuanya memang seperti kerajaannya.
                Jadi selama ini memang ia yang berkuasa dalam GOBInya. Mereka juga tidak menyangka bahwa GOBInya bagian dari keindahan ini. Lalu mereka memasuki GOBI tidak sepeti biasanya. Matanya menelisik setiap sudut yang ada. Bahkan salah satu sudutnya penuh dengan lukisan Piu. Meskipun yang ini tampak hidup. Lukisannya berjalan. Bahkan pemandangan air terjun pun bisa bersuara gemericik air.
                “ini yang aku lihat tempo hari’ kata Piu lirih. Keyzia Tatiana menengok dan tersenyum manis.
                ‘kerajaan kalian ini sudah masuk kawasan ARUMBIA namun PUSKA belum mengetahuinya. Kalau sampai PUSKA menyadari kerajaan ini dia tidak segan-segan menghancurkannya dengan memanfaatkan LEMPIORA. Karna itu juga lah mengapa kami mengutus Dori untuk menjaga GOBI. Pohon ini juga melindungi GOBI dari para KAKAUWA.’
                ‘tapi tunggu apa itu LEMPIORA.?’ Tanya keyzia
                ‘LEMPIORA adalah LAVIOLA pertama yang tumbuh di ARUMBIA. Satu-satunya LAVIOLA yang memiliki 14 warna. Dan itu sangat kuat.’ Jelas Dori. ‘dan itu harus dihancurkan’
_________________________________________-***-________________________________________

Rabu, 12 Desember 2012

pemerkosaan rindu


Sejenak sebelum beranjak
 Dari kekalutan hati
Menjemput mimpi dalam ketakutan
                Memuakkan !
                Sebuah kesakitan memeluk erat tanpa bersua
                Terhina dari mimpi yang tersakiti
                Terludah bagai anjing tanah yang rendah
Begitu rendah sebuah kesakitan
Di hadapan kerinduan
                Titik kepastian yang menandakan akhir kedukaan
                Mendengar rindu berbisik luka
                Kembali kecewa !
Penindasan hati yang hingga kini masih abadi
Yang masih akan kau dapati terpampang dalam onggok kepingan hati
Meski satupun tak mengerti arti irama ini
                Irama tersendat-sendat membanjiri pipi dengan basuhannya
                Yang menikam begitu tajam makna dari sebuah kesakitan
Nanti kau akan mendengar
Lagu yang ku dendangkan setelah kematian menjelang menjemput kesakitan  -__-

_______________________________________-zombie-_______________________________________

Kamis, 29 November 2012

jodoh impian

Ini terlampau sakit

Buat apa menyalahkan keadaan yang tak pernah mendukung kau juga aku merajut mimpi dalam satu asa saja.
Jarak yang jauh????
Waktu yang cukup panjang yang harus ku nanti ???
Perjalanan yang tak kan mudah ???
Itu hanya permainan kata-kata pada mimpi-mimpi  yang sulit terbingkai.
Kamu , yang namanya ku sebut dalam hati.
Yang hanya ku temui di ruang mimpi atau pun bayang-bayang pada tetesan hujan. Juga pada malam sunyi.
Kadang kala kau membawa sebungkus sanjungan yang siap membawa aku terbang kemanapun kau bawa aku. Dalam permainan kata-kata mu.
Hhhh !
Sebenarnya aku tau semua bingkisan cantik itu bukan hanya untuk ku.
Kadang pula kau seolah merintih , meronta , menjerit , disaat ku juga rapuh. Sengaja ku diam dan mendengar keluhanmu. Bagaimana jadinya jika saat itu juga ku katakan keadaanku. Kau pasti mengira aku hanya ikut-ikut mendapat simpatimu.
Lebih baik diam bukan.?
Kau yang tak pernah ku sentuh. Kau yang merasuki relung hatiku. Dan tanpa kusadari , perlahan kau pahat ukiran terdalam yang terus dalam dan dalam. Hingga saat kau pergi harus ku apakan ukiran ini.
Memang ini bukan salah mu , juga bukan salah siapapun. Siapa yang membawamu padaku?
Ini sungguh-sungguh terlampau sakit. Dan aku bingung harus sembunyi pada apa ?
Hujan ?
Tidak. Dia tak lagi memihakku. karna sering ku tau ia juga mengecewakanku sama adanya sepertimu.
Malam ?
Mungkin dia akan terus mengacuhkanku.
Terlampau sesak jika harus ku tampung semua sakit , luka juga kekecewaan ini dalam hati ku.
Apa memang aku harus pergi…?
Darimu yang dulu kian jadi impianku. Darimu yang pernah jadi JODOH IMPIANKU.
Tapi mungkin tidak begitu lagi setelah kau lukai aku. Apa ini dendammu pada masa lalu.
Dan aku tak kan sama dengan “masa lalumu”. Tak kan pernah.
Aku akan menjauhimu. Dalam kemunafikan ini. Meski sungguh ini berat dan terlampau sakit.
Ya ALLAH jamah lah aku yang tertatih ini. Jangan biarkan luka menguasai diri. Aku yang tegar akan terus tegar. Aku yang menantimu dalam diam. Memujimu dalam doa.


dan bila nanti waktu tak kunjung mempertemukan kita. dengan aku berpulang dulu ataupun kamu. atau bahkan ada dari kita menempuh bahgia dengan bersatu dengan yang lain. aku harap kabari aku, ku kan turut berbahagia untukmu. dan Tuhan punya kebahagiaan yang lain.

kisah ini kan jadi kisahku yang ku simpan rapi. dan mungkin juga aku akan kisahkan kembali pada anak cucuku tentang JODOH KHAYALAN.

Selasa, 27 November 2012

surat untuk jodohku

"Assalammu'alaikum........
Apa kabar jodohku? Baik-baik saja kan?? Berat rasanya kantung mataku tertutup. Bagaimana dengan kamu? Apa kamu slalu terbangun disepertiga malam terakhir? Dan apakah mulutmu trs menerus berdzikir dimalam itu?
...
Jujur aku rindu kamu....jodohku...,,
 Tapi saat ini blm saatnya untuk kita bertemu, bukannya aku tak mau..,atau aku tak rindu. Tapi memang karna perjalanan kita masih panjang. Dan masih banyak kewajiban yg harus kita penuhi sayang..,,Terkadang aku berfikir...apa nanti saat subuh tiba kau akan membangunkanku??Mengajakku bertafakur dan bersujud kepada-Nya??
 Berat hati ini menantimu, gelisah pula hati ini memikirkanmu. Apa kau slalu hiasi langkahmu dengan kebaikan-kebaikan? Dan apakah nanti saat Dzuhur tiba..
 kau akan meninggalkan kesibukanmu sementara, untuk menghadap-Nya?
 Jodohku...sehatkah kamu?
 Kalau saja aku berada disampingmu saat ini, mungkin aku akan merawatmu dengan penuh kasih sayang.,

 jodohku sabar dan tenanglah...
 aku disini masih bersabar menantimu,Hatimu tak sedang terluka kan? tersenyumlah... karna aku yakin kebahagiaan akan slalu menyertai kita,Jikalau detik ini hatimu sedang terluka, ambil air wudlulah... dan mendekatlah kepada-Nya.,Tapi disini ak berharap kau baik-baik saja..,
 Hmm....
 waktu ini memang terasa lama buadku.,tapi ak yakin takkan lama lagi kau akan hadir menyapaku dan mengajakku untuk melakukan shalat fardhu.
 Dan sering pula kau akan menyanyakan.. " Sudah shalatkah kau sayang?"
 Jodohku...aku rindu..,
 Kapan kita bertemu? Begitu banyak hal yg ingin ku ceritakan kepadamu. Begitu banyak pula harapanku untuk menantikan nasihat2mu. Hati ini kosong...dan hati ini tak sabar menanti kehadiranmu yg kan membalut dan menyembuhkan luka dihatiku.


Jodohku...

apa kau jg rindu padaku? Bagaimana dengan Qur'an mu? Sudahkah kau baca diantara maghrib dan isya'? Apa yg kau pahami dari surah itu? Ceritakanlah kepadaku....Aku siap mendengarkan., dan begitu jg dengan keluh kesahmu,aku siap berbagi sayang...

Perubahan apa yg kau lakukan dari hari ke hari sayang? semakin membaikah? Tak kau sentuh kan hal-hal yg dilarang agama?

Aku berharap seperti itu...Jodohku....

disetiap langkahku dan seusai shalatku.

ku titipkan AL -Fatihah untukmu,agar kau slalu berada dijalan-Nya..

Sabar ya sayang, waktu-waktu ini bukanlah waktu yg lama.

Jangan sampai kau salah jalan sayang.,Salam rindu pula untuk orang tuamu, baik-baikah mrk?Masihkah kau jaga mereka dg kasih sayangmu?Dan sudahkah kau bersyukur??


Sayang...

nantilah aku, dgn berbagai kebaikan yg nantinya akan membawa Rahmat untuk kita, Jagalah dirimu dari hal-hal yang dilarang agama. Karna aku mencintaimu secara tulus...


Jodohku...

bersiaplah kau untuk mencintaiku scara tulus dan mau menerima segala kekuranganku...dan membenarkanku dikala ak salah.Sayang... berusahalah! Kita pasti akan sukses! Bahagiakan orang tuamu...dengan menjaga sikapmu dan tuturkatamu..

Aku yakin kau adalah orang yang sabar, orang yang cakap untuk memimpin kelak.

Jgn pernah merasa sepi..

karna aku disini masih setia menantimu, dan disini aku masih setia menjaga kehormatanku.


Sayang...

kalau siang sudah berlalu..pejamkan matamu dg buaian do'a, begitu juga ucap do'a dariku selalu menyertaimu...

Smoga ALLAH selalu menjadikan kita dijalan yang benar. AMin...


Jodohku...

Tak terasa pena ini telah banyak ku goreskan diatas kertas putih ini, yg memang benar ini adalah tanda kerinduanku kepadamu.,

Ingatlah sayang...

aku slalu ada untukmu...

Untuk itu jgn pernah kau merasa sendiri atau sepi..

Hmm...semoga kerinduanku ini akan terjawab,seiring berjalannya waktu.

^_^ "

Senin, 26 November 2012


MATI ITU APA?




Ini memang susah di terka. Bagai mencari jawaban teka – teki kehidupan. Bukankah itu sebab kata putus asa berasal.? Namun segalanya tak akan pernah ada jawaban kala pertanyaan itu di kuakkan. Lebih dari berjuta bermilyar kata ku susun hanya untuk menerjemahkan kata MATI. Tapi semua asal jawaban tak pernah benar. Memang keserakahan ingin tau akan satu kata yang sangat misteri bagiku. Menyandarkan ketakutan , mencekam dan berlebih. Saat suatu kalimat menyandang kata MATI , semua terasa terasing. Tapi kenapa ?? itu yang aku tanyakan dan akan aku cari tau. Sulit di buktikan , memang! Tapi apa sampai segini saja tujuan dari pertanyaanku.
Mati itu sakit ?? ataukah ada alasan mendasar asal dari kesakitan itu. Pernah ku dengar secuil sabda yang sedikit memberi titik terang , kisah yang di cantum dalam Kitab suci ‘barang siapa mendengar jeritan Izroil kala mencabut nyawanya , maka matilah ia seketika mendengar jeritan itu’
Kalaupun malaikat tak mampu menangis karna sesakit yang tak pernah terlukiskan sebelumnya. Apalagi kita , kau dan aku yang hanya terlahir tanpa mukjizat. Setidaknya jika ketakutan itu mendasar pada sakit itu , maka hidup dan mati hanyalah soal waktu. Sakit itu hanya kamu (dia yang telah mati) yang tau.
 Dan dokter yang pernah memfonis seseorang meninggal atau mati itu berdasar pada strukur organ yang berfungsi. Bukan begitu ? Lalu dasar dari vonis itu pun beragam dari kecelakaan , sakit kronis , atau bahkan bunuh diri yang meyakinkan suatu alasan.
Aku juga bukan mayat hidup dalam arti sebenarnya. Entah kenapa arti dari nama itu membuatku menyimpan sejuta tanya akan kematian. Ini kan rahasia Illahi. Sampai segitu kah jawabannya ? Berpacu pada takdir.  Seakan semua itu berputar – putar dalam kelambu bilik otakku.
Bukan maksud aku untuk sok tau , atau sok mengenal mati yang sekian menjadi misteri. Tapi aku mencoba tepiskan keraguan hanya untuk secuil jawaban. Hanya itu !
Dan aku pula bukanlah manusia yang siap menjemput malaikat maut bersanding di sisiku. Karna kesakitanku itu adalah kesaktianNya. Dan ini bukti kasih sayang Tuhan yang dilimpahkan padaku. Beririlah padaku , karna aku mampu lalui ujian ini hanya dengan begitu mudahnya (nampak luar). Patut ku berbangga dan bersyukur atas sakit sayang ini.