ARUMBIA
(and the last laviola)
CHAPTER I : TIGA SAHABAT
Di suatu sudut kota masih terlihat
sangat sejuk tanpa polisi. Sudut kota yang tak begitu ramai di lereng gunung.
Hanya terdapat beberapa peternakan , sawah yang masih indah , juga hutan-hutan
yang masih sangat terjaga.
Keyzia , Tatiana , dan Piu adalah
sahabat yang menghiasi cerita lain disisi sudut kota ini. Masing-masing dari
mereka memiliki keunikan karakter yang istimewa menurut masing-masing. Seperti
Keyzia yang aktif dan sedikit tomboy dengan topi selalu melekat di kepalanya,
Keyzia juga suka memakai sepatu-sepatu yang tidak pernah bersih. Beda lagi
dengan Tatiana yang sangat mengutamakan kebersihan keanggunan juga paling
pintar diantara mereka bertiga. Nah , sedangkan Piu adalah anak laki-laki
sendiri diantara yang lain, dia sangat cakap juga pintar melukis. Piu dan
Tatiana memiliki rumah berdekatan sedang rumah Keyzia sedikit jauh diantara
yang lain.
Mereka menciptakan dunia bermain
fantasi mereka sendiri di tengah hutan belakang rumah Piu. Dan memiliki cerita
lain ketika mereka yang tinggal disana. Bagi sebagian orang yang tinggal di
sekitar hutan itu. Hutan itu hanyalah hutan biasa. Tapi bagi tiga sahabat ini
hutan ini adalah kerajaan mereka , hutan ini adalah galaksi mereka , adalah
pikiran mereka , adalah fantasi mereka. Oleh karena itu bagian-bagian dari
hutan ini telah mereka beri sebutan sendiri-sendiri untuk lebih mengakui
kawasan mereka.
‘pi ,
kapan kau kembalikan sudut itu seperti kemarin ? menurutku ini membuat GOBI
jadi lebih gelap’tanya Keyzia.
‘nanti
key tunggu Tatiana datang bawa atap baru. Agar bagian sini tak lagi gelap’
Lalu dari arah lain Tatiana tergesa-gesa membawa atap yang
dijanjikan. Peluhnya menetes disana-sini.
‘piu
gawat piii ‘ kata Tatiana begitu ketakutan.
Disahuti
Piu dengan heran ‘ kenapa tat ,, ada apa ? apa yang terjadi ?
Keyzia keluar dari GOBI lalu mendekati Tatiana untuk
mendengar ceritanya.
‘aku
tadi melihat LIBERA sudah meluap karna hujan dari tadi pagi. Ayo lakukan
sesuatu agar WOODEE kita tidak hanyut. Itu sebabnya aku terlambat , karna aku
harus lewat memutar’
Tanpa pikir panjang Piu berlari duluan diikuti kedua sahabat
perempuannya itu. Saat mereka sampai tepi LIBERA , Piu mencari tali WOODEE yang
tak lagi nampak. Sedang Keyzia mencari kayu untuk menggayuh tali WOODEE di sisi
lain.
‘aku
dapat ! ayo bantu aku tarik’ lantang Keyzia. Lalu teman-temannya membantu
mengangkat WOODEE. Dan akhirnya mereka mampu mengangkat WOODEE. WOODEE adalah
sebutan jembatan kayu yang mereka buat untuk akses mereka menyeberangi LIBERA.
LIBERA sendiri sebutan mereka untuk sungai yang kecil tapi berarus besar yang
melewati hutan mereka. WOODEE dan LIBERA adalah akses pribadi mereka untuk
pergi ke GOBI. Sedangkan GOBI adalah sebutan mereka untuk gubuk kecil yang
bersandar di satu pohon yang sangat besar, dan paling besar diantara pohon yang
lain.
Hari-hari
sepulang sekolah mereka menghabiskan waktu disini. Karna musim hujan masih
berlanjut. Ini membuat mereka sering ke GOBI untuk menjaganya. Atau hanya
sekedar memberi makan Dori, yaitu kelinci peliharaan mereka. Sebenarnya Dori
tidak sengaja mereka temukan masuk dalam GOBI. Saat itu Tatiana berniat
mengambil kuas yang terjatuh di bawah lantai kayu. Ternyata disitu ada kelinci
yang sedang kedinginan. Sejak saat itu Dori menjadi salah satu keluarga di
dalam GOBI.
‘hari
sebentar lagi gelap kita pulang saja’ kata Tatiana.
‘sebaiknya
kita jalan memutar saja dulu. Aku rasa WOODEE tidak bisa kita naiki dulu.
Terlalu licin.’jawab Piu
Akhirnya
mereka jalan memutar. Perlahan dengan tawa sedikit di sepanjang jalan menghibur
gelap hutan. Tiba-tiba dibalik setapak jalan terlihat pohon yang mengeluarkan
sinar aneh. Saat itu juga mereka bertiga diam dan sontak kaget. Setelah sinar
di pohon it u hilang, Keyzia mendekati pohon itu. Lalu diambillah sebilah kayu
yang melekat di pohon itu.
‘waw
cantik sekali. Lihat ini sebuah kuas kan ?’
‘kuas ?
sepertinya ini kuas abad purba. Lekukannya masih asli seperti ranting. Tapi
bagaimana ini ada disini’ kagum Piu
Hujan
turun dengan lebatnya tanpa memberi tanda.
‘wahh
hujan turun ayo cepat larii……kita harus sampai rumah sebelum benar-benar
gelap’ajak Tatiana yang disahuti langkah lari teman-temannya
_______________________________________****_______________________________________
CHAPTER II : LUKISAN TANPA
TINTA
Kringgggg !!!!!!!!!!!
Suara nyaring bel pulang itu
menghentikan suasana belajar mengajar siang itu. Piu yang tampak
kelelahan menunggu di pojok
gerbang sekolah. Terlihat Tatiana dan
Keyzia sedang berlari kearah Piu berdiri menunggu.
‘kalian
dari mana siich ?’
‘maaf
kami harus mengumpulkan tugas anak-anak yang lain dan Tatiana menemaniku.’
‘yasudah
ayo kita ke pasar beli kanfas lukis sama makanan untuk sii Dori!’ ajak Piu
Mereka bersepeda pulang melewati pasar rakyat. Piu yang
tampak kecapekan akhirnya memutuskan untuk menunggu di luar pasar saja. Dan
Keyzia dan Tatiana saja yang pergi. Dari pasar mereka melanjutkan pulang ke
rumah masing-masing untuk ganti baju makan dan mereka berkumpul lagi di GOBI.
Hari
ini cuaca cerah tak berawan. Hutan akan sangat menyenangkan saat-saat seperti
ini mereka bertiga tidak akan melewatkannya. Apalagi sejak ada Dori mereka jadi
sering main ke GOBI.
‘lihat
LIBERA sudah surut , ayo tarik lagi talinya!’ ucap Keyzia dengan semangat di bantu
Piu. Kemudian Tatiana datang membawa kanvas juga makanan untuk Dori.
‘piu
itu apa di saku celanamu ?’ Tanya Tatiana yang baru datang.
‘ouh
ini kuas kayu yang kemarin kita temukan. Aku mencucinya semalam. Dan ku biarkan
kering di atas meja kamar. Dan lihat lah ada tulisan di sisi-sisinya. Tapi aku
tidak yakin ini adalah tulisan yang bisa dibaca. Yang aku yakin ini adalah
goresan yang di sengaja.”
‘tapi
kira-kira ini kuas siapa ? kenapa pelukis itu meninggalkannya di hutan ini ?’
saut Tatiana.
Mereka sejenak diam lalu melanjutkan langkahnya. Sampainya
di GOBI Tatiana langsung menengok Dori untuk diberi makan. Sedang Piu dan
Keyzia masuk ke GOBI untuk mengisi kanvas mereka dengan tinta-tinta Piu didalam
kotak RAURA. RAURA adalah kotak kayu seperti almari kecil tempat mereka
menyimpan alat-alat lukis. Piu berniat mencoba kuasnya.
‘aku
ingin melukis dengan kuas kayu ini’
Disahuti dengan anggukan Keyzia. Lalu Keyzia keluar dan
duduk bersama Tatiana dan Dori. Siang ini sangat panas diluar. Tapi tidak di
hutan mereka yang tetap sejuk. Keyzia mengeluarkan beberapa coklat
dikantongnya.
‘aku
rasa coklat itu sudah lebih dari sehari berada dalam kantongmu key ‘ ejek
Tatiana.
‘aku
sendiri tak ingat kapan menaruhnya. Hahaha ‘ jawab keyzia terbahak-bahak.
Memang begitulah adanya Keyzia yang cuek dan tidak mau rempong. Tidak selang
berapa lama Tatiana masuk dan melihat lukisan Piu. Tapi tak satu coretan pun
didapati Tatiana. Sedangkan Piu juga sedang duduk dengan memejamkan mata.
‘piu
apa myang kamu lakukan ?’ Tanya Tatiana sesaat setelah Keyzia masuk. Mereka
terheran-heran PIu bseperti sedang dalam keadaan tidur namun badannya dalam
posisi melukis. Dia juga mengayunkan kuas kayunya, tapi anehnya setelah kuas
itu di celupkan ke tinta dan di goreskan ke kanvas. Semua warna menghilang.
Mereka mencoba ,membangunkan Piu.
‘piu
buka matamu ! kamu kenapa ?’ jerit Tatiana histeris.
Sampai kuas kayu itu terjatuh dan Piu pun tersungkur.
Kemudian Piu membuka matanya dengan nafas yang sangat terengah engah. Dia diam
seperti baru bangun dari pingsan. Matanya kelabaan menelisik dimana dia
sekarang.
‘panon
panon panon !’ ujar Piu berkali-kali.
Keyzia dan Tatiana yang tidak mengerti segera membangunkan
Piu. Lalu Piu bercerita apa yang ia alami.
‘sungguh
aku tak percaya jika ada mimpi sehebat ini. Aku melukis dengan warna yang aneh
warna yang nyata. Dan aku melihat semua yang kulukis jadi nyata. Aku mencoba
masuk ke lukisan itu. Dan disana ada sebuah kerajaan yang sangat indah. ‘ jelas
si Piu dengan nada yang sangat gembira.
‘tunggu
tunggu aku tidak mengerti apa yang sedang kau bicarakan ? ini tentang mimpimu
atau lukisanmu yang tanpa tinta itu ?’ kata Keyzia yang kebingungan
‘apa
kau tidak sadar juga kuas ini ajaib’ sambil berlari masuk GOBI untuk mengambil
kuas kayu nya.
‘lalu
tadi kenapa kau menyebut Panon ? ; Tanya Tatiana.
‘sungguh
aku menyebut itu ? sepertinya itu yang aku baca dari goresan di tubuh kuas
ini.’
Sepertinya mereka sudah mulai menyadari keistimewaan pada
PANON. PANON memang celah satu-satunya yang tidak sengaja memilih fantasi
mereka bertiga.
Keyzia
dan Tatiana mulai penasaran. Mereka mulai berfikir tentang fantasi yang mereka
buat sendiri. Ini adalah hutan tua mungkin saja keajaiban lampau masih
tersimpan di dalamnya. Dan sekarang itu ada dalam PANON. Mereka sudah tidak
sabar ingin mengupas cerita dalam PANON. Namun sayang hari sepertinya sudah
cukup mendung. Mereka tidak ingin pulang basah kuyup lagi.
‘sebaiknya
kita simpan saja PANON ke dalam RAURA. Dan kita harus segera pulang sebelum
LIBERA meluap lagi. Dan membuat WOODEE sangat licin.’ Tegas Tatiana.
____________________________________***______________________________________________
CHAPTER III : PANON
YANG NYATA
Hwakakakaka
! Tawa keyzia terbahak-bahak diatas ayunan. Bersama mamanya yang sedang
menggodanya.
‘mah ,
keyzia sekarang udah gak nyesel kok kenapa mama memutuskan pindah kesini secara
sepihak. Ternyata sekarang Keyzia jadi tambah bahagia sekali’ ujar Keyzia
melihat senyum mamanya.
Mamanya hanya tersenyum tipis. Datanglah Piu dan Tatiana di
depan rumahnya.
‘nah
ini juga salah satu factor Keyzia jadi tambah bahagia maa, hehehe’ tambah
keyzia menunjuk kedua sahabatnya itu.
‘tante
kita pergi dulu yaa?’ sapa Tatiana kepada mama Keyzia.
Mereka pergi ke GOBI melanjutkan petualangan Piu kemaren.
Bahkan mereka memutuskan pergi amat sangat pagi dari biasanya. Mumpung hari ini
libur , pikir Piu. Mereka berlari layaknya remaja yang tengah menikmati
masa-masa serunya. Sesampainya di LIBERA. Masing-masing dari mereka
meloncati dan menaiki WOODEE.
‘Piu
awas PANON jatuh !’ teriak Keyzia begitu tau PANON jatuh dari saku kecil Piu.
Sontak mereka bertiga berlari dari sisi LIBERA. Bahkan
Tatiana meraih kayu untuk menarik PANON yang terus melaju bersama arus LIBERA.
PIu yang berlari paling depan perlahan melepas sepatunya untuk masuk kedalam
arus juga. Tapi sepertinya itu tidak akan berhasil karna LIBERA tengah berarus
deras saat ini.
Tanpa
mereka sadari mereka sudah berlari cukup jauh di tengah hutan. Tapi PANON masih saja bergerak. Sesampainya
pada aliran yang sangat kecil Piu melompat dan meraih PANON yang tersangkut
rumput-rumputan.
‘aku
mendapatkannya !’teriak Piu puas.
‘ayo
cepat naik Pi , disini dingin sekali bukan ?’
‘kita
pulang menyusuri arus baliknya saja kan kita tadi kita kesini lewat sisi LIBERA
juga.’ Terang Tatiana.
Piu yang tampak letih menyandarkan tubuhnya ke sebuah pohon
lalu duduk di bawahnya. Lalu Keyzia melepas topinya dan berbaring di pohon yang
sudah tumbang disamping Piu. Mereka akhirnya memutuskan untuk istirahat.
Tiba-tiba
masing-masing dari mereka mendengar suara yang nyaring tapi lembut. Seperti
siulan yang ditiup dari celah-celah bamboo tanpa jeda. Mereka tampang
mengheningkan suara masing-masing untuk memperjelas suara apa itu.
‘kalian
dengar sesuatu ?’ Tanya Piu.
‘aku
rasa ini bukan kumbang kayu, ini seperti melodi yang menyentuh sekali’ ujar
Keyzia.
‘kau
benar tidak ada kumbang kayu yang bersuara di musim hujan seperti sekarang.
Lagi pula ini bukan musim kawin para kumbang kayu. Mereka biasanya membunyikan
suara di musim kawin yang jatuhnya justru di musim panas.’ Jelas Tatiana
panjang lebar menurut krcerdasanyang ia punya.
‘konyol kamu Taa , tau aja musim
kawin para kumbang-kumbang. Jangan-jangan kamu penghulunya’ goda Keyzia merayu
Tatiana.
‘ahh kalian ini. Ayo cari asal
suara ini’ ajak Piu.
Kemudian mereka menyusuri asal
suara itu. Yang akhirnya membawa mereka ke suatu pohon yang amat sangat rindang
dan sangat tinggi. Yang anehnya sebagian akar dari pohon itu tumbuh didasar
LIBERA. Mereka memutari pohon itu hingga Tatiana menempelkan kupingnya di tubuh
pohon itu,
Hllllaaaaaaaaapppppp !
Tatiana hilang seolah ia disedot
sang pohon raksasa.
‘tatiana
!’ teriak Piu dan Keyzia kemudian mereka mencoba mengikuti apa yang dilakukan
Tatiana.
Hwaaaaaaaaaaaaaaaa!
Teriak mereka saat menembus lorong yang seakan tak berujung.
Perasaan takut , penasaran , bingung bercampur dipikiran mereka diiringi suara
sumbang teriakan mereka bertiga. Bluugg ! Mereka jatuh satu persatu di rumput
yang amat sangat hijau. Suara nyaring itu masih terdengar saat Piu , Keyzia dan
juga Tatiana berhenti berteriak. Mereka melihat dunia yang tak pernah
sedikitpun mereka bayangkan nyatanya.
Samar-samar
suara itu jadi terdengar seperti panggilan ‘panon panon panon’ sudah tidak
seperti siulan lagi meski terdengar sama intonasinya. Kemudian PANON yang di
pegang Piu pun bercahaya. Seketika itu PANON berubah menjadi seorang bocah
laki-laki yang terlihat tidak seperti manusia. Meskipun bisa bicara dan
memiliki mata. Bocah itu berbaju camping-camping eksotis. Kupingnya panjang layaknya kurcaci.
Sedang hidungnya seperti boneka, nah mungkin memang dia mirip boneka. Kedipan
matanya sesaat tidak menunjukkan kalau dia memang benar-benar manusia hidup.
‘heyy
kamu si..siapa ?’ Tanya Piu terbata-bata sambil perlahan melangkah mundur ketakutan.
Begitu juga dengan Keyzia dan Tatiana yang tidak mampu berkata karna shock.
‘perkenalkan
aku PANON , akulah kuas yang tak bisa melukis itu. Kalian jangan takut aku
tidak akan menyakiti kalian. Aku sungguh berterima kasih kepada kalian sudah
menjaga KARIBIKU. Setidaknya memang POE lah yang membawa kalian untuk
mengembalikanku ke wujud asliku.’
‘tapi
kamu ini sejenis apa ?’ Tanya Keyzia penasaran.
‘aku
adalah makhluk penjaga hutan ini. Kami adalah masyarakat ARUMBIA’
‘apa
maksudmu kami ?’ Tanya Tatiana ‘ apa kau tidak sendiri ? siapa itu POE ?
bagaimana cara kamu bernafas dengan hidung seperti ini ? apa kalian bisa
dibilang hantu atau kurcaci atau semacamnya ?’ pertanyaan Tatiana tanpa jeda.
Keyzia tampak menarik tangan Tatiana untuk menyudahi pertanyaan yang panjang
itu.
‘iya
kami seperti kalian. Hidup berdampingan dan memiliki keluarga , rumah , bekerja
, dan yang lainnya. Dan POE adalah adikku, dia sedang dalam kerajaan ARUMBIA
bersama permaisuri-permaisuri yang lain. Semenjak PUSKA datang bersama pasukan
KAKAUWA hidup kami jadi penuh dengan derita. PUSKA adalah putra RAJA ARUMBIA
yang berkhianat. PUSKAlah yang mengubah para pekerja KAKAUWA menjadi sangat
jahat dan keji menggunakan kekuatan LEMPIORA. Mereka membakar rumah-rumah kami.
Dan para gadis kami di bawa untuk menjadi tahanan. POE salah satu dari mereka.
Mereka mengambil LAVIOLA dari masing-masing kami hingga kami mati tak
bertenaga’ PANON bercerita dengan isak tangis.
Piu
yang setengah tidak menyadari ini nyata. Mencoba mengerti apa yang sedang
terjadi. ‘tapi apa itu LAVIOLA ? lalu kenapa tanpa LAVIOLA kalian tidak
bertenaga ?’
‘karna
LAVIOLA adalah jantung kami’ selama LAVIOLA di kepala kami ini berwana maka
kami masih bertahan’
Mereka
sudah mulai bercerita panjang dan saling mengenal. Mereka jadi tau bahwa
imajinasi mereka yang mereka tanamkan dalam hutan itu hidup. Mereka berjanji
untuk dating lagi esok hari
__________________________________________-***-_______________________________________
CHAPTER IV : MASUK ARUMBIA
‘ayo
cepat tat , sepertinya lewat sini’ tunjuk Piu yang berjalan paling depan.
‘huuh
aku rasa kemarin tidak secapek ini , dan tidak sejauh ini. Kamu salah kali Pii
‘ keluh Tatiana.
‘tentu
saja sekarang kita berjalan pelan. Sedangkan kemarin kita mengejar PANON. Jadi
kita merasa jauh saat ini. heyy lihat itu pohonnya.’
Saat
itu juga PANON disaku Piu bercahaya dan berubah wujud. ‘uhukuhuk’ suara PANON.
PANON meloncat turun dari saku Piu. Lalu berlari ke pintu rahasia di tubuh
pohon raksasa. Ketiganya mengulang perjalanan kemarin yang tidak sengaja dan
kali ini mereka mulai terbiasa. Saat sampai di sana mereka memang tampak aneh
tidak seperti kemarin. Dan tempat ini bukan sekedar tempat bawah tanah berumput
hijau bersin seperti yang mereka kunjungi kemarin.
Tempat
ini sungguh indah seperti negeri dongeng. Ohh bukan ! Tapi ini memang negeri
dongeng yang mereka alami, dan mereka buat nyata. Semua menyadari mereka tak
lagi berwujud manusia. Lebih tepatnya seperti icon boneka yang beradaptasi
dengan penduduk ARUMBIA.
LAVIOLA
!
Itu
sedikit membedakannya. Ketiga-tiganya tidak memiliki LAVIOLA layaknya penduduk
ARUMBIA. Karna LAVIOLA hanya tumbuh pada makhluk ARUMBIA. Oleh sebab itu PANON
mengusulkan mereka untuk memakai baju
dan penutup kepala. Agar penduduk lain tidak menyadari bahwa mereka bukan
penduduk asli ARUMBIA. Sekarang pun tinggi PANON dengan Piu Keyzia juga Tatiana
sama.
‘sungguh
ini seperti mimpi ‘sontak Keyzia.
Mereka
mengikuti PANON untuk mendekat ke keramian penduduk. Semua sudah terlihat
benar-benar nyata. Orang-orang yang layaknya manusia dalam versi lain sedang
sibuk dengan aktivitas masing-masing. Disana-sini mereka menemukan LAVIOLA
berwarna warni. Tumbuh-tumbuhan hewan yang tidak pernah ia sangka di dunia itu
merka semua bisa bicara. Sungguh mimpi yang luar biasa.
‘aku
mulai menyukainya’ gumam Piu.
Bagaimanapun
mereka sudah memulai petualangan mereka. Meski tanpa mereka sadari ini sudah di
ramalkan jauh sebelum mereka dating oleh para ARTOUR dalam ARUMBIA.
Sekarang
Piu Keyzia juga Tatiana berkunjung ke salah satu rumah diantara deretan rumah
rumah unik itu. Bentuknya yang mirip keong menjulang tapi terbuat dar
bahan-bahan kayu ataukah rumput dalam tatanan rapi. Ataukah mungkin memang
rumah lilipiut. Piu Keyzia Tatiana sama sekali tidak berhenti berdecak kagum
untuk menikmati suasana dalam ARUMBIA.
Dalam
rumah itu ia mendengar sumber bunyi yang membuatnya kemari. Suara itu berasal
dari alat music mungil berbentuk tapal kuda dengan dawai menghubungkan sisi
satu dengan yang lain. Sesuatu yang membunyikannya sambil memanggil ‘PANON
PANON PANON’. Itu adalah seekor kelinci yang memiliki tingg yang sama dengan
mereka disana.
‘syukur
kalian sudah datang’ sapa kelinci itu.’apa kalian tidak mengenaliku ?’
‘kau……??
Dorii ?’
‘tatiana
cukup mengenaliku ,’ jawab kelinci itu tersenyum
‘apa ?
Dori ? bagaimana mungkin ?’ kata Piu heran.
‘sebenarnya
Dori lah yang mencari tau tentang kalian. Hingga kami tau apa itu GOBI , LIBERA
, RAURA , WOODEE , dan semua istanamu di atas hutan ini. Perlu kalian tau ,
kalian telah di ramalkan para AURTOR sebelum sebelum kami. Jauh sebelum
kedatangan kalian. Para raja kerajaan lain di hutan ini akan menjadi raja kami
juga. Raja itu memiliki dua SEREVIO. SEREVIO adalah sebutan raja di bawah raja
yang dipegang perempuan’ jelas PANON.
‘maksudmu
kami raja ? hahaha jangan bercanda! Kami hanya anak-anak biasa berusia 12
tahun. Kami tidak cukup mengerti tentang kerajaan’ Piu menyela
Mereka
diam sejenak menundukkan kepala seang berpikir keras. Lalu Kezia menyambung
kata-kata Piu.
‘itu
sebelum kita masuk ARUMBIA pii. Apa kau tidak merasakan wujud kita disini.
Mungkin mereka benar. Dan kita harus membantu mereka’
‘tapi
kita bisa apa ? yang di sebutkan PANON adlah raja lain dari kerajaan lain di
hutan ini. Sedang kita ?’
‘mari
aku tunjukkan kerajaan yang telah kau bangun.’ Ajak Dori sambil menuntun mereka
bertiga jalan dengan PANON berjalan disisi Piu. Setelah Dori berhenti mereka
melihat sebuah kastil kecil yang tempatnya memang sudah tidak asing bagi
mereka. Posisinya mirip dengan GOBI namun dengan ornament yang berbeda. Sedikit
sentuhan bunga yang bercahaya. Semuanya memang seperti kerajaannya.
Jadi
selama ini memang ia yang berkuasa dalam GOBInya. Mereka juga tidak menyangka
bahwa GOBInya bagian dari keindahan ini. Lalu mereka memasuki GOBI tidak sepeti
biasanya. Matanya menelisik setiap sudut yang ada. Bahkan salah satu sudutnya
penuh dengan lukisan Piu. Meskipun yang ini tampak hidup. Lukisannya berjalan.
Bahkan pemandangan air terjun pun bisa bersuara gemericik air.
“ini
yang aku lihat tempo hari’ kata Piu lirih. Keyzia Tatiana menengok dan
tersenyum manis.
‘kerajaan
kalian ini sudah masuk kawasan ARUMBIA namun PUSKA belum mengetahuinya. Kalau
sampai PUSKA menyadari kerajaan ini dia tidak segan-segan menghancurkannya
dengan memanfaatkan LEMPIORA. Karna itu juga lah mengapa kami mengutus Dori
untuk menjaga GOBI. Pohon ini juga melindungi GOBI dari para KAKAUWA.’
‘tapi
tunggu apa itu LEMPIORA.?’ Tanya keyzia
‘LEMPIORA
adalah LAVIOLA pertama yang tumbuh di ARUMBIA. Satu-satunya LAVIOLA yang
memiliki 14 warna. Dan itu sangat kuat.’ Jelas Dori. ‘dan itu harus
dihancurkan’
_________________________________________-***-________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar