Selasa, 04 Juli 2017

Hati Seluas Samudra

Entahlah sudah berapa kali aku menulis dan ku hapus kembali seakan pertanda bahwa memang aku tidak tau apa yang sedang pikirkan. Seakan semua berkecamuk saling bersaut-sautan. Tidak satupun dapat kubenarkan. Tidak satupun dapat kujabarkan dengan jelas. Perihal perasaan ini. Terlampau sulit, namun akan ku coba.

Semalam saat berdiskusi dengan suami, ia berkata jika aku terlalu sulit bercerita dalam bahasa coba tulislah sebisanya. Ini yang mendorongku kembali menulis di hari ini. Di kursi kosong sudut mejaku kerjaku sambil memotong waktu menunggu dijemput suamiku. Aku mulai tersenyum sekarang :) suamiku - suamiku - suamiku

Mungkin itulah salah satu syukur yang memang harus ku banggakan saat ini untuk meluaskan hatiku. Untuk menerima semua racun yang ada dalam kehidupanku, yang merintangi perjalananku. Aku yakin dialah kebahagiaanku yang menyempurnakanku.

Karna begitu besarnya sayangku kepadanya yang membuat hatiku menjadi lebih berat seakan menjadi sempit. Segala sesuatu tentangnya. Apapun keburukan yang terlintas dibenakku , ketakutan yang tiba-tiba muncul di fikiranku semua dibuntuti namanya.

Rasanya sangat tidak nyaman. Saat tidur disampingnya, ku pandangi wajahnya yang terpejam. Menetes air mataku membayangkan besarnya cintaku. Lalu tiba-tiba seolah ada penampakan kuntilanak muncul. Airmataku tiba-tiba menjadi ketakutan luar biasa. Menjadi sedih yang teramat berat. Ketakutan yang menjadi-jadi tanpa sebab, bagaimana jika aku wafat terlebih dulu, bagaimana jika ada yang mencurinya dariku. Astaghfirullahaladzim..

Sungguh heboh pikiranku, aku lebih menyadari betapa rusak pikiranku ini saat menuliskannya. Namun dengan pemetaan semacam ini yang aku tidak yakin ada yang membacanya. Aku akan pulang ke rumah dengan senyum kembali. Akan mulai melanjutkan belajar menjadi istri yang baik untuk suamiku yang amat sangat baik. 

mas, sebelumnya aku tidak pernah memiliki perasaan sebesar ini. namun memang ini bagian dari doa-doaku dulu. memiliki perasaan seutuhnya untuk suamiku, yaitu kamu mas, Maafkan aku yang terlalu mencintaimu dengan penuh kekuranganku. Sepenuh hati ku abdikan duniaku, ku upayakan akhiratku bersamamu. Jangan pernah meninggalkanku dan anak-anakmu kelak 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar