Kamis, 10 Oktober 2013

abstrak


Yang  terpenting bukan bagaimana aku mengenalmu saat ini. Ataupun memahami kamu waktu itu. Juga bukan mengerti semua tentang kamu juga selisih kamu dengan masa lalu. Melainkan bagaimana aku memulai membahagiakanmu dengan kita bersatu dan mendalami satu sama lain bukan untuk saat ini tapi juga saat nanti waktu bersatu menyatu bersama kita.
Saat saat itu nanti aku akan memeluk nadi yang dulunya berkata entah , akan menjadi iya dan iya. Sesuatu yang indah saat hati pikiran dan kata seimbang. Maka dengan itu ini hatiku yang ku tau tengah menyebut namamu. Dan inilah pikiranku yang tak henti melukis binar wajahmu. Dan ini pula kata ku yang paling jujur untukmu.
Sampai kini hati pikiran dan luka dalam kata masih simpang siur dalam baur dan tak meraba sama sekali kejujuran. Karna dalam kata inilah semua menjadi serba abstrak. Karna bagiku yang abstrak adalah kata sedang hati dan pikiran adalah bentuk nyata.
Jangan menyepelekan soal hati. Terkadang mereka berfikir tentang keabstrakan hati. Bukankah selama ini mereka memanggillnya setiap waktu. Berbincang setiap waktu. Maka yang patut di ketahui adalah keabstrakan kata. Jangan sesekali memanipulasi kata , jika memang hatimu berkata iya dalam bentuk nyata itu telah berkata iya. Sedang bagaimana katamu merangkai itu semua hingga terucap kata tidak.
Aneh bukan!!